Langsung ke konten utama

PERUBAHAN PARADIGMA BAGI PENGEMBANGAN IDKM


TUNTUTAN PERUBAHAN PARADIGMA TERHADAP TATANAN PEMBINAAN INDUSTRI DAGANG, KECIL DAN MENENGAH MELALUI PROGRAM SOSIALISASI STANDAR KOMPETENSI

(BASED COMPETENCE STANDARD)


             
Selama ini Indonesia dalam melakukan pembangunan banyak memfokus-kan pada strategi pertumbuhan keunggulan komparatifnya kepada sumber-sumber daya alam, pertanian dan barang-barang manufaktur yang padat karya, strategi ini sangat efektif dalam menaikkan pertumbuhan perekonomian khususnya stabilitas usaha industri dagang, kecil dan menengah. Sejak tahun 1987 ekspor barang-barang manufaktur terutama yang diwarnai padat karya telah tumbuh sebesar 27 % per tahunnya, dan saat kini diera tahun 2000an telah mencapai pada tingkat 60% dari total ekspor barang-barang industri.
            Pada Tahun 1987 sampai dengan tahun 1997 Produk Domestik Bruto Indonesia tumbuh rata-rata sebesar di atas 7% per tahunnya, hal ini menunjukkan  Indonesia memiliki kinerja yang tertinggi selama 13 tahun terakhir di negara Asia, hal ini banyak disumbangkan oleh sektor industri dagang, kecil dan menengah. Namun sejak tahun 1998 sampai tahun 2003 tingkat kinerja Indonesia dari 41 negara di Asia turun peringkatnya sampai pada level 39.  Namun disisi lain sector industri kecil dan dagang kecil tetap mengalami peningkatan yang progresif, seakan-akan tidak terpengaruh akan kesulitan sector lainnya dan secara konsisten tetap memberikan kontribusi yang dapat dihandalkan bagi pendapatan nasional. Hal ini dapat tercapai mengingat industri kecil dagang kecil mempunyai kekuatan-kekuatan yang cukup unik diantaranya  dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut:
Ø  SDMnya cukup tersedia dan tersebar diseluruh pelosok nusantara
Ø  UKM dapat dengan mudah sebagai penyedia lapangan kerja
Ø  Mereka merupakan sumber penumbuhan wira usaha baru
Ø  Memiliki segmen pasar yang unik yang mengisyaratkan nilai tradisional serta membutuhkan keahlian dan keterampilan  tangan / seni
Ø  Menerapkan manajemen yang sederhana sehingga fleksibel terhadap perubahan pasar
Ø  Memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya
Ø  Memiliki potensi untuk berkembang, karena pasarnya yang besar
Dilain pihak IDKM juga mempunyai keterbatasan dan kelemahan dari lingkungan strategis bagi kebutuhan mereka untuk berkembang, terutama permasalahan yang menyangkut:
Ø  Pemanfaatan kapasitas produksi nasional bagi UKM kurang optimal, 
Ø  Umumnya industri terkosentrasi di pulau Jawa,
Ø  Peran UKM dalam perekonomian nasional kurang optimal, mengingat mereka pada dasarnya bersifat padat karya dengan tingkat pengetahuan keberhasilan berusaha sangat rendah
Ø  Komoditi ekspor UKM umumnya   bertumpu pada keunggulan komparatif sumber daya alam
Ø  Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia selaku pelaku bisnis
Ø  Kendala bagi kemampuannya untuk memasarkan produknya
Ø  Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk hasil UKM
Ø  Sangat terbatasnya institusi pemasaran bersama
Ø  Terbatasnya permodalan usaha
Bila melihat kelemahan dan keterbatasan para pengusaha IDKM yang tidak sebanding dengan keunggulan mereka namun dilain pihak mereka telah teruji tahan banting terhadap guncangan pertumbuhan perekonomian nasional, maka sudah selayaknya apabila mereka mendapat perhatian khusus untuk selalu dapat berkembang dan memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional, sementara perkembangan lingkungan strategis global juga memberikan kendala bagi pengembangan kemampuan mereka, hal ini disebabkan oleh kajian sebagai berikut:
Ø  Ada 3 hal pokok yang mewarnai percepatan integritas progesif ekonomi dari semua sektor, yaitu menyangkut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, komunikasi dan informasi, lingkungan eksternal seperti GATT, WTO, APEC dan AFTA   serta lingkungan internal yaitu diantaranya implikasi dari kebijakan otonomi daerah 
Ø  Dari konjungtur fluktuasi 3 hal pokok tersebut akan memberikan dampak   memperlambat integrasi progresif ekonomi dari semua sektor, hal ini akan mempengaruhi perkembangan investasi dan perdagangan. 
 Begitu rumit dan kompleksnya kendala dan keterbatasan bagi UKM untuk dapat berkembang dan berhasil dalam menjalankan usahanya, sehingga aspek-aspek tersebut di atas dapat dijadikan acuan untuk pengembangan mereka. Apabila melihat sasaran yang akan dicapai bagi pembinaan UKM di Indonesia, Dirjen IDKM Deperindag telah mencanangkan sasaran yang diharapkan dapat terjangkau dari tahun 2000 sampai dengan 2004 ini yaitu:
Ø  Pertumbuhan nilai produksi UKM berkisar 12,5% per tahun
Ø  Peningkatan jumlah unit usaha baru sebanyak 250.000 unit usaha
Ø  Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,9 juta orang
Ø  Peningkatan produktivitas perusahaan (nilai produksi/perusahaan) 5% per tahun
Ø  Peningkatan nilai ekspor 17,5% per tahun
Untuk dapat mencapai sasaran yang ditargetkan oleh pemerintah seperti tersebut di atas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pointer solusinya yaitu diantaranya:
1.      Strategi peningkatan mutu, 
2.      Pengembangan program mitra usaha,
3.      Strategi pengembangan profesional SDM bagi para pengusaha UKM, 
4.      Strategi mempertahankan pertumbuhan ekspor, yaitu diantaranya perlu memperhatikan aspek-aspek:
Ø  Memanfaatkan keunggulan komparatif secara maksimal, seperti sumber daya alam, pertanian, barang-barang manufaktur yang padat karya
Ø  Pemerintah hendaknya melahirkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang cukup berhati-hati  terhadap turunnya kemampuan bersaing bagi UKM ke pasaran global
Ø  Kebijakan moneter yang terkendali dan manajemen nilai tukar uang asing agar pergerakan kapital dan utang luar negeri yang masih bisa dikontrol
Ø  Memperdalam basis ekspor melalui peningkatan kandungan lokal dan mengurangi kandungan impor.
5.      Pengembangan program pemasaran dan promosi dagangan di luar negeri dan dalam negeri secara efektif dan efisien, hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan akses informasi pasar yang transparan, pengembangan jaringan distribusi dan kepabeanan yang kondusif serta pengembangan teknologi informasi melalui pengembangan program web-net  internet
6.      Strategi pengembangan produksi dan teknologi seperti peningkatan mutu produk dan diversifikasi produk dan kemasan yang menarik yaitu melalui layanan klinik GKM/ISO-9000, sosialisasi bimbingan dan konsultasi HAKI, peningkatan teknologi informasi melalui kerjasama luar negeri dan bank dunia serta pengembangan UPT-UPT dan Klinik-Klinik di kosentrasi daerah yang khususnya mempunyai program pengembangan komoditi unggulan ekspor
7.      Strategi pengembangan permodalan yaitu diantaranya melalui pemanfaatan dana bergulir UKM/LPT Indag, dana bergulir yang berada di Kabupaten dan Kotamadya, kerjasama dengan lembaga perbankan serta promosi IDKM memasuki pasar modal.
Dari beberapa solusi tersebut factor sumber daya manusia pada dasarnya mempunyai peranan yang sangat vital bagi kesiapan para pengusaha UKM untuk tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang dalam kancah persaingan perdagangan internasional. Konteks SDM bagi pengusaha UKM ini terdiri dari 2 kelompok besar yaitu para pengusaha UKM itu sendiri dan tenaga kerja mereka. Salah satu konsep mutakhir yang dapat dihandalkan untuk pengembangan profesionalisme pengusaha dan tenaga kerja UKM ini adalah pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi.
Sejak periode tahun 2000an konsep standar kompetensi telah banyak dibicarakan para pengusaha diseluruh dunia, bahkan banyak versi yang telah diakui kebaikan dan kebenarannya dalam rangka mengembangkan professional-isme dan produktivitas serta kinerja dalam keberhasilan usaha. Standar kompetensi ini juga dikalangan lembaga pemerintahan telah banyak dibahas, dikaji bahkan diimplementasikan dalam pengemabangan per sector sumber daya manusia, diantaranya dilingkungan Departemen Pendidikan nasional telah menggunakan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, dan bagi pendidikan luar sekolah bagi pengembangan program keterampilan hidup (life skill) masyakarat,  di lingkungan Departemen Tenaga Kerja telah memberikan standar kompetensi bagi pengembangan tenaga kerja per sector usaha, serta di Departemen Perindustrian dan Perdagangan sendiri yaitu pengembangan kurikulum berdasarkan standar kompetensi bagi sekolah tinggi, akademi dan sekolah menengah kejuruan industri dan perdagangan. Untuk mensosialisasikan standar kompetensi bagi pengembangan ketenagakerja sector UKM maka perlu dibekali para pengusaha UKM tentang standar kompetensi bagi tenaga kerja mereka yang handal dan professional.
Sebagaimana diketahui bahwa standar kompetensi bagi tenaga kerja ada 2 kelompok inti yaitu yang nampak yaitu menyangkut pengetahuan dan keterampilan meeka, dan yang tidak tampak yaitu menyangkut kecakapan social, pengendalian diri dan empati. Sementara apabila ingin mensosialisasikan standar kompetensi bagi tenaga kerja UKM maka ada beberapa alternatif focus dan perioritas pelaksanaannya, yaitu a) berdasarkan dimensi spesialisasi usaha, b) dimensifungsi-fungsi kinerja, dan c) berdasarkan dimensi standar wilayah
Apabila program yang akan dilaksanakan berlandaskan pada dimensi spesialisasi usaha, maka kajian dan analisis standar kompetensi dapat dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan mereka menurut jenis dan spesialisasi usaha misalnya usaha kerajinan dan handicraft, perbengkelan dan karoseri, meubelris, pertukangan, makanan dan minuman, tekstil, konveksi, sulaman indah dan bordir, logam dan elektraonik dan lainnya.
Sedangkan apabila program yang akan dilaksanakan berlandaskan pada dimensi fungsi-fungsi kinerja, maka kajian dan analisis standar kompetensi dapat dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan tentang proses produksi, fungsi pemasaran, keterampilan pengelolaan keuangan dan akuntansi, manajemen personalia dan administrasi umum.
Sementara apabila program yang akan dilaksanakan berlandaskan pada dimensi standar wilayah, maka kajian dan analisis standar kompetensi bagi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan yang ada yaitu menyangkut standar kompetensi jenis usaha dilengkapi oleh kebutuhan berdasarkan standar wilayah seperti; a) standar wilayah pintu gerbang distribusi perlu dibekali pula pengetahuan dan keterampilan mereka tentang klemampuan mengidentifikasi sumber daya, kepabeanan, perpajakan, tata laksana ekspor, manajemen transportasi dan pola perhitungan biayanya, b) standar wilayah kerjasama bilateral, meeka perlu pembekalan tambahan tentang standar mutu, kontrak dagang, penelitian pasar dan analisis pelanggan, kepabeanan dan perpajakan.
Sementara bagi seluruh dimensi tersebut diatas juga harus mengkaji tentang standar kompetensi yang tidak tampak seperti kecakapan social, pengendalian diri dan empati.
Ada beberapa teori yang telah dikembangkan oleh beberapa lembaga Departemen dan non Departemen serta dunia usaha tentang standar kompetensi ini, diantara menurut kunci pokok standar kompetensi versi Dr Rusell Docking (Australia) dan Spencer (USA). Adapun perbedaan dan keunggulan masing-masing adalah teori Spencer lebih menekankan pada aspek yang tampak namun aspek yang tidak nampak tetap menjadi kajian, sedangkan menurut teori Dr. Rusell menjabarkan lebih konkrit tentang keterampilan selaku pekerja.       
   




Kunci Pokok Standar Kompetensi Versi Australia (Dr. Rusell Docking)


Kunci Pokok Standar Kompetensi Versi Amerika Serikat (USA) by Spencer

1.      Mengumpulkan, menganalisis dan mengor ganisasikan informasi.
2.      Mengkomunikasikan gagasan & informasi
3.      Merencanakan dan   mengorganisasikan kegiatan
4.      Bekerja dengan orang lain dan dalam team.
5.      Menyelesaikan masalah
6.      Mempergunakan teknologi

Proses Analisis Standar Kompetensi Tenaga Kerja

10.   Penetapan bidang area tugas pokok dan tanggung jawab
-        Aspek  produksi (proses kerja)
-        Kualitas (standar kualitas dan pengujian kualitas)
-        Sumber daya manusia (keselamatan dan kesehatan kerja, koordinasi team, kerjasama
-        Pemeliharaan (mesin dan peralatan)
11.   Uraian jenis spesifik pekerjaan
12.   Deskripsi spesifik pekerjaan
13.   Elemen-elemen dari judul spesifik pekerjaan
14.   Kriteria kinerjanya
15.   Batasan variable (constrain & asumtion)
-        Konteks umum
-        Lingkungan kerja meliputi
-        Sumber informasi atau dokumen meliputi
-        Konteks tempat kerja meliputi
-        Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
16.   Ruang lingkup dari masing-masing batasan variable tersebut di atas
17.   Panduan bukti
-        Aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan
-        Pengujian setiap unit yang saling terkait
-        Pengetahuan & keterampil an yang dipersyaratkan
-        Implikasi sumber
-        Konsistensi kinerja
-        Konteks pengujian


A.     Kemampuan merencanakan, mengimple-mentasikan
1.      Usaha untuk memenuhi tujuan/target
2.      Perhatian terhadap hal-hal lain yg akurat dalam rangka menunjang tugas
3.      Cepat, tepat, bertindak untuk mengatasi masalah
4.      Usaha mencari informasi

  B.  Kemampuan melayani
5.      Empati, paham perasaan orang lain dan keluhannya.
6.      Berorientasi pada kepuasan pelanggan

C.     Kemampuan memimpin
7.      Mampu mempengaruhi orang lain.
8.      Luasnya pengetahuan tentang tupoksi, visi, misi perusahaan
9.      Kemampuan mengembangkan intensitas hubungan pribadi

D.     Kemampuan mengelola
10.   Usaha untuk mengembangkan orang lain.
11.   Kemampuan mengarahkan orang lain untuk bekerja secara baik
12.   Usaha membina kerjasama kelompok
13.   Kemampuan memerintah da mengarahkan bawahan.

E.     Kemampuan berpikir (kognitif)
14.   Kemampuan berpikir analitis, memecahkan masalah secara sistematis
15.   Kemampuan berpikir konseptual, mampu memformulasikan kebijaksanaan strategis
16.   Keahlian terhadap spesialisasi tertentu dan mampu menyebarkan keahliannya.

F.     Kemampuan bersikap dewasa
17.   Kemampuan mengendalikan emosi
18.   Percaya diri, tanggung jawab diri untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan.
19.   Kemampuan beradaptasi
20.   Mempunyai komitmen untuk organisasi.

Untuk proses kajian dan analisis dari masing-masing teori tersebut tetap menjabarkan sampai pada analisis unjuk-unjuk kerja yang dibutuhkan serta kemampuan mengevaluasi kinerja yang telah ditetapkan berdasarkan standar kompetensi, dan seyogyanya apabnila ingin mensosialisasikan standar kompetensi bagi tenaga kerja dilingkungan UKM maka para pengusaha UKM tersebut harus terlebih dahulu diberikan modal pengetahuan dan keterampilan berdasarkan standar kompentensi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INSTRUMEN PENELITIAN MOTIVASI INTENSITAS BELAJAR SISWA

K U E S I O N E R MTOIVASI INTENSITAS BELAJAR SISWA 1.        Saya membuat kebijakan untuk memperhatikan istirahat belajar agar siswa tidak mengalami kejenuhan Selalu Sering Jarang Jarang Sekali Tidak Pernah 2.        Saya menciptakan metode motivasi persuasive kepada sioswa agar mereka rajin belajar Selalu Sering Jarang Jarang Sekali Tidak Pernah 3.        Saya memberikan tugas tambah-an kepada siswa selain dari guru mereka Selalu Sering Jarang Jarang Sekali Tidak Pernah 4.   ...

Tata Kelola Keuangan Negara

I.       PENDAHULUAN Bangkitnya era reformasi bangsa Indonesia pada tahun 1998 yang ditandai oleh adanya pergantian kepemimpinan pemerintahan negara Indonesia dan merubah seluruh tatanan kehidupan bangsa telah membawa kehidupan bangsa Indonesia kearah perubahan paradigma secara multi kompleks, termasuk perubahan paradigma dari tatanan keuangan negara yang transparan, profesional dan akuntabel. Reformasi pengelolaan keuangan negara ini mencakup adanya keleluasaan di dalam pengurusan keuangan negara, baik pengurusan keuangan negara di pusat dan khususnya lebih terasa bagi pemerintahan daerah dalam rangka mengelola sumber pendapatan dan membelanjakannya sesuai dengan APBD/APBN yang disyahkan oleh KL/DPRD. Berdasarkan keleluasaan dalam pengelolaan keuangan negara maka terjadi pula perubahan paradigma pengawasan yang semula dilakukan secara vertikal dan bercirikan sentralistis, hirarkis maka berubah menjadi horizonta...

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1.            Pada halaman berikut ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu beberapa pernyataan yang menggambarkan persepsi, pengalaman, sikap dan perilaku individu kapasitas Bapak/Ibu sebagai pimpinan untuk dapat di pakai mengukur   Produktivitas kerja karyawan yang ideal 2.            Isi dan pilihlah alternative jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai berdasarkan persepsi dan pengalaman kerja. Untuk memberikan jawaban atas pernyataan dalam kuesioner ini disediakan alternative jawaban yang berskala Likert, pada Tabel berikut ini: Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 1.       Saya selalu dapat memanfaatkan waktu kerja yang disediakan dalam melaksanakan tugas. a.    Sangat Setuju ...